Tulisan ini ku buat saat hati tak lagi menemui maunya
Saat dimana terlalu banyak pilihan
Saat sibuk dengan duniaku sendiri yang akhirnya melelahkan
Saat itu pula aku diingatkan
Sosok dulu
Yang tangguh menghadapi buruknya perilaku dan emosiku
Yang tangguh menghadapi buruknya perilaku dan emosiku
Bertahun-tahun yang lalu
Sudah sangat lama, ya, aku tahu
Sudah sangat lama, ya, aku tahu
Yang pantang menyerah sampai terengah-engah
Demi aku yang kau cintai tanpa setengah-setengah
Kesalahan yang ku lakukan dulu membuatmu benci
mungkin sampai kau mati nanti
Jikalau ribuan maaf ku sisihkan sampai ke lututmu kini
mungkin itu sudahlah basi
Hancurnya perasaanmu kala itu tersirat jelas
Oleh keputusanku yang merobohkan sejuta mimpimu bersamaku
Mimpi indah dimasa depan yang kau rangkai
Yang selalu kau ceritakan lembut melalui telepon
Yang menjadi dongengku sebelum tidur
Oleh keputusanku yang merobohkan sejuta mimpimu bersamaku
Mimpi indah dimasa depan yang kau rangkai
Yang selalu kau ceritakan lembut melalui telepon
Yang menjadi dongengku sebelum tidur
Masih ku ingat saat kau menabung hasil payahmu seharian
sedikit demi sedikit untuk menghalalkanku di keabadian
Secara diam-diam
Dibelakangku kau niatkan aku menjadi pendamping seumur hidupmu
Tanpa ku tahu, tanpa kau ragu akan aku
Juga restu orantuaku yang tak kunjung ada ditanganmu
Tak lagi menjadi penghalang terbesarmu
Malam ini, aku merindukanmu
Terfikirkan tentang kamu yang sudah jauh
Tak nampak dipelupuk mata
walau masih tinggal dikota kecil yang sama
Dulu kita pernah sedekat nadi
Ku sadari kini kita sudah sejauh matahari
Apa kabar kamu?
Ku dengar masih belum menemukan penggantiku?
Selama itukah menghapus perasaanmu?
Mungkin kau tahu selepas aku menyerah akan kita
Banyak nama lelaki
yang teman-teman beritakan sampai ke telingamu
Membuatmu panas, geram berapi-api
Bertubi-tubi kau laknatkan aku dengan kekasaranmu
Pada saat itu pula aku melihatmu marah pertama kali
Setelah sekian lama bersama
tak pernah kau bersikap sekasar itu terhadapku
Saat kucuran airmataku tak lagi menyita kepedulianmu
Aku tahu betapa hancurnya perasaanmu kala itu
Andai saja saat itu aku masih diberi kesempatan untuk menjelaskan
Mungkin rasa bencimu tidak melangit luas
Bila kau tahu ini bukan mauku
Mungkin kau masih mau untuk sekedar berteman denganku
Dengan sakit yang kita bahu berdua
Apa kabar kamu?
Lelaki perkasa yang berani memasang dada
Untuk membela sampai ke titik asa
Walau harus berurusan dengan kerasnya bapakku yang luar biasa
Apa kabar kamu?
Yang bangga memilikiku
Dipamerkannya aku sampai ke ujung duniamu
Dengan sumringahnya senyummu
Dan renyahnya tertawamu
Berbinarnya matamu saat melihatku
Dipuji-pujinya aku didepan kumpulan kawan-kawanmu
Seakan aku adalah pelabuhan terakhir yang sudah kau mantapkan
Ibumu yang menyenangiku
Bertolak belakang betul dengan ibuku yang tidak menyukaimu
Apa kabar kamu?
Saat ketulusan kasih sayang kini sulit ku temukan
Atau soal aku yang sebenarnya susah sekali membuka hati
untuk memberikan kesempatan
Untuk yang baru
Agar mampu mencairkan yang sempat beku
Apa kabar kamu?
Namaku yang dulu sering kau jelaskan pada teman dan keluargamu
Kini menjadi nama
Yang seolah haram untuk sekedar diucapkan didepanmu
Apa kabar kamu?
Memang banyak yang mengisi ruang dan waktuku
Menggantikan posisimu yang sebenarnya sudahlah sempurna
Dan aku tahu pahitnya kenyataan yang haruskau telan
Menjadi penonton dan aku pelakonnya
Apa kabar kamu?
Kini aku merasa tenagaku sudah habis untuk bermain
ku butuhkan rumah yang sudah kuruntuhkan
Untuk menerima dan menyuguhiku yang sedang kelelahan
Rumah yang dulu ku sebut adalah kamu
Pintu yang selalu terbuka lebar
Dengan kamu didalamnya yang selalu menunggu kepulanganku
Apa kabar kamu?
Dengan rasa tidak pantas ku tulis catatan ini
Sebagai ungkapan sebongkah kerinduan
Besarnya penyesalan
Dengan tidak adanya lagi pengharapan
Apa Kabar kamu?
Ku lihat kau sudah damai
Mampu menuai kebahagiaan sendiri
Tanpa aku, bahu favoritmu untuk bersandar
Wajah termanis yang kerap kau gembor-gemborkan
Tangan ternyaman yang tak bisa kau lepas saat bersamaku
Walau kita sedang berjalan ditengah keramaian berdesak-desakan
Apa kabar kamu?
Banyak yang ingin ku ceritakan kepadamu
Termasuk lelaki yang sempat menggantikan kedudukanmu
Dengan besar hati ku sampaikan
Bahwa mereka semua kalah dengan kekuatanmu
Yang rupanya masih bersembunyi di bawah hati kecilku
Hai kamu,
Percayalah, aku sudah belajar banyak dari kesalahanku
Dan cerobohnya tindakan
Semena-menanya keputusanku
Yang tak ku fikirkan panjang-panjang
Yang kini membuat masing-masing dari kita melajang
Hai kamu,
Namamu masih harum dimemori ingatanku
Akan terkenang baik
hingga nanti aku disunting oleh lelaki terbaik
Kau mengajariku hukum timbal dan balik
Hukum nyata yang tertulis rapih dalam Kitab paling Suci
Aku berterimakasih kau sempat ada
Semoga luka yang membuatmu merana kini sudah tiada
Aku mendoakanmu yang terbaik dalam versi Tuhan
Penulis skenario paling teliti dan pemilik kalender pasti
Tugas kita hanyalah mengantri
Menunggu giliran yang Tuhan rahasiakan
Entah kamu yang akan ku pertemukan lagi
Atau wanita lain yang akan kau manja-manjakan lagi
Sudah ku titipkan salam untuk kau dan keluarga besarmu
Melalui doa sederhana
yang ku lafadzkan di malam yang basah dengan siraman hujan
Aku berbahagia dengan sepi dan seadanya kondisiku sekarang
Ku harap kau pun mampu begitu tanpaku
Aku masih menyimpanmu didasar paling bawah hatiku
Tempat terkecil dan tergelap
Tidak kasat mata
Hingga lelaki baru pun tak mampu membacanya
Selamat tidur.
sedikit demi sedikit untuk menghalalkanku di keabadian
Secara diam-diam
Dibelakangku kau niatkan aku menjadi pendamping seumur hidupmu
Tanpa ku tahu, tanpa kau ragu akan aku
Juga restu orantuaku yang tak kunjung ada ditanganmu
Tak lagi menjadi penghalang terbesarmu
Malam ini, aku merindukanmu
Terfikirkan tentang kamu yang sudah jauh
Tak nampak dipelupuk mata
walau masih tinggal dikota kecil yang sama
Dulu kita pernah sedekat nadi
Ku sadari kini kita sudah sejauh matahari
Apa kabar kamu?
Ku dengar masih belum menemukan penggantiku?
Selama itukah menghapus perasaanmu?
Mungkin kau tahu selepas aku menyerah akan kita
Banyak nama lelaki
yang teman-teman beritakan sampai ke telingamu
Membuatmu panas, geram berapi-api
Bertubi-tubi kau laknatkan aku dengan kekasaranmu
Pada saat itu pula aku melihatmu marah pertama kali
Setelah sekian lama bersama
tak pernah kau bersikap sekasar itu terhadapku
Saat kucuran airmataku tak lagi menyita kepedulianmu
Aku tahu betapa hancurnya perasaanmu kala itu
Andai saja saat itu aku masih diberi kesempatan untuk menjelaskan
Mungkin rasa bencimu tidak melangit luas
Bila kau tahu ini bukan mauku
Mungkin kau masih mau untuk sekedar berteman denganku
Dengan sakit yang kita bahu berdua
Apa kabar kamu?
Lelaki perkasa yang berani memasang dada
Untuk membela sampai ke titik asa
Walau harus berurusan dengan kerasnya bapakku yang luar biasa
Apa kabar kamu?
Yang bangga memilikiku
Dipamerkannya aku sampai ke ujung duniamu
Dengan sumringahnya senyummu
Dan renyahnya tertawamu
Berbinarnya matamu saat melihatku
Dipuji-pujinya aku didepan kumpulan kawan-kawanmu
Seakan aku adalah pelabuhan terakhir yang sudah kau mantapkan
Ibumu yang menyenangiku
Bertolak belakang betul dengan ibuku yang tidak menyukaimu
Apa kabar kamu?
Saat ketulusan kasih sayang kini sulit ku temukan
Atau soal aku yang sebenarnya susah sekali membuka hati
untuk memberikan kesempatan
Untuk yang baru
Agar mampu mencairkan yang sempat beku
Apa kabar kamu?
Namaku yang dulu sering kau jelaskan pada teman dan keluargamu
Kini menjadi nama
Yang seolah haram untuk sekedar diucapkan didepanmu
Apa kabar kamu?
Memang banyak yang mengisi ruang dan waktuku
Menggantikan posisimu yang sebenarnya sudahlah sempurna
Dan aku tahu pahitnya kenyataan yang haruskau telan
Menjadi penonton dan aku pelakonnya
Apa kabar kamu?
Kini aku merasa tenagaku sudah habis untuk bermain
ku butuhkan rumah yang sudah kuruntuhkan
Untuk menerima dan menyuguhiku yang sedang kelelahan
Rumah yang dulu ku sebut adalah kamu
Pintu yang selalu terbuka lebar
Dengan kamu didalamnya yang selalu menunggu kepulanganku
Apa kabar kamu?
Dengan rasa tidak pantas ku tulis catatan ini
Sebagai ungkapan sebongkah kerinduan
Besarnya penyesalan
Dengan tidak adanya lagi pengharapan
Apa Kabar kamu?
Ku lihat kau sudah damai
Mampu menuai kebahagiaan sendiri
Tanpa aku, bahu favoritmu untuk bersandar
Wajah termanis yang kerap kau gembor-gemborkan
Tangan ternyaman yang tak bisa kau lepas saat bersamaku
Walau kita sedang berjalan ditengah keramaian berdesak-desakan
Apa kabar kamu?
Banyak yang ingin ku ceritakan kepadamu
Termasuk lelaki yang sempat menggantikan kedudukanmu
Dengan besar hati ku sampaikan
Bahwa mereka semua kalah dengan kekuatanmu
Yang rupanya masih bersembunyi di bawah hati kecilku
Hai kamu,
Percayalah, aku sudah belajar banyak dari kesalahanku
Dan cerobohnya tindakan
Semena-menanya keputusanku
Yang tak ku fikirkan panjang-panjang
Yang kini membuat masing-masing dari kita melajang
Hai kamu,
Namamu masih harum dimemori ingatanku
Akan terkenang baik
hingga nanti aku disunting oleh lelaki terbaik
Kau mengajariku hukum timbal dan balik
Hukum nyata yang tertulis rapih dalam Kitab paling Suci
Aku berterimakasih kau sempat ada
Semoga luka yang membuatmu merana kini sudah tiada
Aku mendoakanmu yang terbaik dalam versi Tuhan
Penulis skenario paling teliti dan pemilik kalender pasti
Tugas kita hanyalah mengantri
Menunggu giliran yang Tuhan rahasiakan
Entah kamu yang akan ku pertemukan lagi
Atau wanita lain yang akan kau manja-manjakan lagi
Sudah ku titipkan salam untuk kau dan keluarga besarmu
Melalui doa sederhana
yang ku lafadzkan di malam yang basah dengan siraman hujan
Aku berbahagia dengan sepi dan seadanya kondisiku sekarang
Ku harap kau pun mampu begitu tanpaku
Aku masih menyimpanmu didasar paling bawah hatiku
Tempat terkecil dan tergelap
Tidak kasat mata
Hingga lelaki baru pun tak mampu membacanya
Selamat tidur.
No comments:
Post a Comment