Friday, 4 March 2016

(Sempat) Rindu, Kini Berlalu

Catatan ini bukan sekedar catatan asmara. Cerita asmara yang berisikan perbedaan. Menggambarkan kekokohan hubungan yang sempat tandus.
Bukan tentang lebih tua, seumuran atau lebih muda. Ini tentang yang menyeimbangkan hidup, yang bisa berjalan beriringan. Yang mampu mebuat hidup menjadi komplit. Yang memberi kedamaian dihati, kenyamanan disisi dan kasih sayang tiada henti.
Tentang tertawa bersama, saling mendukung, mendoakan satu sama lain, berbicara lepas tak berbatas tanpa pikir ini pantas atau tidak. Candaan bodoh yang terdengar sangat kekanak-kanakan dan kadang tak berpendidikan.
Saat semua pergi dan sibuk dengan dirinya masing-masing, ketika dunia tak lagi ramah, ketika merasa sepi dan sendiri, kamu selalu menjadi tempatku untuk pulang.
Teman yang senantiasa bersedia menemani kemana saja. Kapan saja. Yang berusaha meluangkan waktu. Menggadaikan waktu rehat demi komunikasi yang tetap sehat.
Tentang kamu yang menerimaku apa adanya meski aku cuma seadanya. Yang sudah mengerti kekuranganku dari luar dan dalam, memaklumi ke-tidak stabilan emosiku, meyakinkanku saat aku ragu akan kesetiaan dan kesungguhanmu. Adalah sebaris alasan mengapa aku tak mau beralih.
Kamu pantas dipertahankan. Kebersamaan denganmu itu yang aku yakin harus diperjuangkan.

Masa lalumu tidak aku persoalkan karena itu yang membentukmu menjadi seperti sekarang. Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima dan memperbaiki agar bisa menjadi lebih baik.
Tentang kamu yang aku iklas seumur hidup untuk menjadi pendampingmu. Membuatku bangga menjadi ibu dari anak-anakmu nanti.
Tetaplah bertahan bersamaku meski angin tak kunjung berhenti mengganggu. Aku percayakan masa depanku ditanganmu. Tangan yang selalu menggenggamku saat aku berjalan dijalan yang terjal.
Kamu adalah pemimpinku. Pelindungku. Telinga terbaik tempat ku mengadu. Sumber kebahagiaan, kesedihan, kekuatan juga sumber kelemahanku.
Tetaplah disini. Saat cinta mulai memudar, bacalah lagi catatan sederhana ini. Catatan sederhana tentang cinta sederhana yang dimulai dair sebuah perkenalan yang sederhana pula di suatu tempat kebugaran dikota kecil banyak cerita ini.
Sekarang, tengoklah ke arahku sebentar. Lihatlah wajah ini. Wajah perempuan yang kemarin mengasihimu, sekarang masih mengasihimu dan akan terus mengasihimu hingga esok. Mengasihi dirimu yang sudah-sudah, mengasihi dirimu yang sekarang dan dirimu yang akan datang.

No comments:

Post a Comment